Membentengi Akidah

BERITA pendangkalan akidak kian marak di Aceh. Berita ini terus betambah dari satu daerah ke daerah lainnya. Berita terakhir tersiar dari...

BERITA pendangkalan akidak kian marak di Aceh. Berita ini terus betambah dari satu daerah ke daerah lainnya. Berita terakhir tersiar dari Desa Jambo Dalam, Kecamatan Plimbang dan Desa Lhok Mane, Kecamatan Pandrah Kabupaten Bireuen. Masyarakat semakin resah dan bingung tak tahu harus memilih yang mana. Masalah juga bertambah manakala pengetahuan mereka tentang agama relatif kurang dan belum memadai.
Pendangkalan akidah yang berkelanjutan akan berakibat kepada penyimpangan akidah yang lazim dikenal dengan murtad. Penyimpangan ini amatlah berbahaya dan berakibat fatal dalam seluruh kehidupan seseorang. Karenanya setiap muslim harus membentengi diri agar tidak terjerumus ke dalam akidah yang sesat dan menyesatkan.
Salah satu penyebab terjadinya penyimpangan akidah adalah kurangnya pemahaman tentang akidah Islam yang benar. Hal ini tidak terlepas dari kurangnya perhatian dan pengertian seorang muslim terhadap agama. Sebagian muslim enggan mempelajari ilmu agama dan mengabaikannya begitu saja. Ketika sebuah aliran masuk dan tampil dengan sosok dan gaya yang terlihat menyenangkan, dengan mudah muslim tadi terpengaruh dan ingin mencoba bergabung dengan keyakinan mereka.
Perlu diwaspadai bahwa mudah terpengaruh dengan ajaran yang dibawa oleh orang yang belum jelas merupakan tanda lemahnya keimanan seseorang. Muslim dengan kriteria seperti ini kerap menjadi incaran utama pelaku pendangkalan akidah. Mereka dengan mudah dapat merangkul dan memengaruhi muslim tersebut agar mengabaikan keyakinan Islam yang benar. Terlebih lagi, pendangkalan akidah tidak berdampak langsung pada kegiatan ritual. Setiap muslim yang telah berpindah keyakinan tetap diperbolehkan untuk melaksanakan kegiatan keagamaan ala Islam walau dengan keyakinan yang berbeda.
Semua kegiatan pendangkalan akidah perlu diwaspadai dan dihilangkan. Sudah semestinya umat Islam tidak memberikan ruang sedikit pun terhadap setiap kegiatan yang mengarah kepada pendangkalan akidah. Umat Islam tentu memiliki akidah sendiri yang jelas dan terbukti. Akidah ini tidak boleh dinodai apalagi diselewengkan oleh pihak manapun.
Salah satu langkah internal yang harus ditempuh oleh setiap muslim adalah membentuk dan membentengi akidah yang benar dengan cara mendalami, memahami dan mengaplikasikan akidah Islam yang benar sesuai dengan Alquran dan hadis. Pembentukan akidah ini berfungsi untuk mengenali sekaligus menolak akidah sesat yang berkembang ditengah masyarakat.
Pembentukan akidah yang benar harus dimulai dari pribadi setiap muslim. Karena itu Rasulullah bersabda “ibdak binafsik, mulai dari dirimu”. Bekal akidah yang benar ini akan membentengi seseorang kemanapun ia pergi. Muslim yang berkualitas tidak akan terpengaruh dengan berbagai kecenderungan dan iming-iming yang ditawarkan. Ia akan tetap bertahan karena telah memilki benteng pertahanan yang kokoh.
Dalam membentengi akidah peran keluarga juga mutlak dibutuhkan. Setiap keluarga mesti mengupayakan pendidikan akidah kepada seluruh anggota keluarganya. Semua orang maklum bahwa semua tindakan yang terjadi dalam masyrakat berawal dari keluarga. Perampok, pencuri, dan pencopet, mereka semua keluar dari pintu rumah sebuah keluaraga. Demikian juga dengan ulama, cendikiawan, dan tokoh masyarakat semua mereka keluar dari pintu rumah keluarga mereka masing-masing.
Tanggung jawab membentengi akidah generasi mendatang secara mendasar dipundakkan kepada keluarga. Firman Allah Taala dalam Alquran “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. (At-Tahrim: 6) Secara jelas Nabi Muhammad SAW juga telah mengingatkan dalam sebuah sabdanya “Setiap anak dilahirkan berdasarkan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang meyahudikannya, menashranikannya dan memajusikannya.” (Hadis Riwayat Bukhari). Tak heran keluarga ditetapkan sebagai pendidikan pertama bagi semua orang. Bila dalam keluarga ia telah mendapat pendidikan yang baik, besar harapan ia juga akan bersikap baik dalam komunitas dan masyarakat yang ditempatinya. Karenanya peran orang tua sangatlah penting dalam membentengi akidah anak.
Para orang tua harus membekali atau menyediakan pendidikan akidah bagi putra-putri mereka. Mereka juga harus mempelajari dan menguasai konsep akidah yang benar sehingga dengan cepat mampu bersikap manakala melihat penyimpangan yang dilakukan anak-anaknya. Pendidikan anak bukan hanya tugas guru tetapi juga tugas para orang tua dan seluruh anggota masyarakat. Adalah kesalahan besar manakala orang tua menganggap bahwa ia telah terbebas dari tanggung jawab manakala ia telah menyerahkan anaknya kepada lembaga pendidikan. Para orang tua tetap harus mengontrol anaknya. Mereka tidak boleh berlepas tangan dan mengabaikannya begitu saja.
Kenyataan hari ini menunjukkan bahwa sebagian orang tua tidak begitu peduli terhadap pendidikan agama anaknya. Mereka kerap sibuk dan dan hanya mementingkan tugas dirinya saja. Anak dan keluarga sering terbengkalai dan masing-masing anggota keluaraga seakan berjalan menurut keinginan masing-masing. Para orang tua tidak boleh membiarkan hal ini terus berlangsung. Sebagai orang tua mereka harus mengambil alih dan kembali memperhatikan nasib keluarga dan agama mereka.
Setelah pada tahap individu dan keluarga, upaya membentengi akidah juga harus dilakukan di tingkat masyarakat bersama unsur pemerintahan terkait. Setiap anggota masyarakat harus dapat menjaga kekompakan dari segala bentuk kekerasan, perampokan, maksiat dan tentunya pendangkalan akidah. Bila terdapat perbedaan dalam beribadah atau keyakinan, seharusnya dimusyawarahkan dan bukan malah saling menyalahkan. Allah Taala berfirman: “Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (Ali Imran 159)
Sikap saling menyalahkan akan menimbulkan perpecahan dan kebencian dalam tubuh masyarakat muslim. Kondisi ini sering dimanfaatkan oleh penyebar ajaran sesat untuk memasukkan ajarannya. Karenanya masyarakat muslim harus saling membantu dan saling mengingatkan. Kekompakan akan melahirkan kekuatan dan tentunya membuat penyebar aliran sesat berpikir lebih jauh untuk melakukan aksinya.
Akhirnya setiap individu, keluarga dan masyarakat harus mendalami, memahami dan mengaplikasikan akidah Islam yang benar dalam setiap gerak kehidupan. Dengan adanya bekal ini serta didukung oleh kerja sama yang baik maka masyarakat muslim telah membentengi akidah dari berbagai upaya pendangkalan dan penyesatan akidah. Dengan pengamalan akidah yang benar masyarakat muslim akan hidup bahagia dan memperoleh keselamatan dunia dan akhirat. Wallahu A’alam
* Penulis adalah guru Dayah Babussalam, Matangkuli, Aceh Utara.

Related

Kitab Kuning 4675870245672565750

Posting Komentar

emo-but-icon

Pendiri Dayah Babussalam

Pendiri Dayah Babussalam
Tgk. H. Hanafi (Abi Matangkeh)

Tgk H Sirajuddin, Pimpinan

Tgk H Sirajuddin, Pimpinan

Visi Misi Dayah Babussalam

Visi Misi Dayah Babussalam

Terbaru

Terpopuler

Comments

Meu Ulang Kitab

Meu Ulang Kitab
Meu Ulang Kitab

Pembukaan Lomba Pidato

item