[Kiprah Alumni] Tgk Mukhlis, Alumnus Dayah Babussalam yang Berdakwah dengan Ruqyah Syar'iyah

Tgk Mukhlis saat meruqyah masyarakat Di sela kesibukannya memimpin Dayah Babussalam  Tgk Chik Di Tu, Tgk Mukhlis juga menyempatkan wakt...

Tgk Mukhlis saat meruqyah masyarakat
Di sela kesibukannya memimpin Dayah Babussalam  Tgk Chik Di Tu, Tgk Mukhlis juga menyempatkan waktunya meruqyah masyarakat yang didera gangguan jin. Ruqyah syar’iyah adalah metode pengobatan secara Islam dalam menyembuhkan pasien yang diganggu makhlus halus. Caranya yaitu denga dibacakan ayat-ayat Alqur’an ke telinga pasien.

Tidak semua bisa berdakwah dengan metode ini, Tgk Mukhlis adalah salah satu yang mampu menempuh jalan berat tantangan ini.
Kini, hampir setiap waktu ada masyarakat yang meminta diruqyah dengan ayat-ayat Alquran karena berbagai penyakit yang mereka derita, bukan saja penyakit-penyakit mistis, namun juga bahkan penyakit media. Dan atas usahanya ini, dengan izin Allah Alhamdulillah sudah banyak warga yang sembuh.
Saat diwawancarai ACEHXPRESS.com beberapa waktu lalu, Tgk Mukhlis menjelaskan kisahnya sehingga kini telah total menempuh jalan dakwah lewat metode ruqyah syar’iyah.  Menurut Tgk Mukhlis, kegiatannya meruqyah syar’iyah masyarakat adalah bagian dari upaya dakwah karena  cukup banyak masyarakat yang membutuhkan pertolongan karena diganggu jin, guna-gana dan penyakit mistis lainnya.

Agar warga tidak ke dukun
“Jika kita tidak bantu mereka, maka mereka akan mendatangi dukun yang pada akhirnya akan merusak akidah Islam, “ ujar Tgk Mukhlis.
Tgk Mukhlis menceritakan pengalamannya, bahwa saat belajar di dayah sewaktu muda dulu ia sempat menjumpai beberapa ahli pengobatan Islam dan mendapat ijazah amalan ayat – ayat khusus dalam Alqur’an untuk pengobatan dan pembentengan diri dari kejahatan jin dan tukang sihir. Dari sinilah modal awal ia peroleh untuk terjun dalam dunia ruqyah.

“Sebenarnya pada saat itu saya tidak berfikir lebih tentang amalan doa-doa tersebut hingga saya mendirikan Sebuah Lembaga Pendidikan Islam Dayah Babussalam di Panteraja, selagi aktif dalam mengelola dayah, lalu saya melihat betapa pentingnya amalan-amalan yang telah saya dapatkan dengan bimbingan mursyid tersebut, “ kata Tgk Mukhlis.

Ia menjelaskan, manakala melihat banyak santri yang terkena gangguan jin, Tgk Mukhlis mulailah memperdalam amalan tersebut.
 “Beberapa tahun saya bergelut dengan persoalan gangguan jin terhadap santri, alhamdulillah selalu dapat teratasi dengan izin dan pertolongan Allah barakah dari bacaan aya –ayat Alqur’an. banyak yang melihat dan menyaksikan ketika saya mengobati santri hingga mungkin efeknya mulailah orang-orang sekitar berdatangan memimta tolong di doakan kesembuhan, “ kata Tgk Mukhlis menceritakan.
Tgk Mukhlis melanjutkan, makin hari makin meluas hingga ia tersadar bahwa gurunya Tgk Ghazali Blang Jruen Aceh Utara, belum memberi izin untuk mengobati orang di luar komunitas Dayah dan keluarga. Kemudian ia pergi ke Blang Jruen meminta restu dari gurunya tersebut untuk dapat mengobati setiap orang yang meminta tolong. Dan alhamdulillah beliau memberi izin dan restu pada hari itu.

“Saya melihat suatu hal yang membingungkan para guru/mursyid dalam pemberian nama pengobatan tersebut hingga jika kita katakan “meurajah” atau “seumumboe” mereka marah, mungkin alergi dengan dukun yang sudah terlanjur menggunakan istilah ini beliau pun mengambil istilah “meudoa”, “kata Tgk Mukhlis.

Akhirnya, kata Tgk Mukhlis lagi, ia terus mendalami model dan metode pengobatan Islam dari referensi yang ada namun terus terang katanya ia sangat kewalahan karena dari kitab-kitab klasik di dayah memang tidak ada pembahasan secara khusus. Lalu, saya pun mencari referensi dari berbagai sumber bahasan Arab klasik tentang pengobatan Islami.

“Disinilah kita melihat adanya solusi untuk membantu kebingungan guru dalam pemberian nama pengobatan ini yang benar dan cocok yaitu Ruqyah Syar’iyyah, istilah ini telah di gunakan semenjak masa Rasulullah saw hingga terdapat istilah ruqyah dalam banyak hadist, “ papar Tgk Mukhlis.

Menurut Tgk Mukhlis, melihat banyak praktek pengobatan yang dilakukan oleh para pelaku pengobatan non medis yang talbis (mencampur adukkan) antara agama dengan perdukunan yang menggunakan istilah diri dengan sebutan Tgk atau Ustazd, berpakaian ala orang alim menggunakan bacaan bismillah bahkan ayat Alqur’an pada permulaan pengobatan sedangkan pada hakikatnya menggunakan khadam, jin sahabat dalam praktek-praktek pengobatannya.

Di sisi lain, kata Tgk Mukhlis, juga terdapat metodemetode ruqyah ala wahabi radikal yang menempel ayat Alquran didinding saja dianggap syirik. Dan di sisi lain potensi masyarakat pergi ke dukun saat terkena gangguan jin sangat lah besar sehingga berdakwah dengan jalan ruqyah syar’iyah adalah kebutuhan yang sangat mendesak.

“Saya melihat ini merupakan bahaya yang sangat besar, bisa jadi suatu waktu mereka akan mensyirikkan ulama-ulama Aswaja di Aceh dan dakwah mereka sangat ampuh jika dilakukan pada orang sakit yang terserang sihir atau gangguan jin karena jiwa mereka sedang labil pada saat itu. Maka itu saya berinisiatif menyusun panduan ruqyah syar’iyyah dan berusaha mengembangkan ruqyah sya’iyyah ini dengan membuat pelatihan-pelatihan dan pemberian ijazah pengamalan kepada para peserta latihan, kita mengharapkan dalam waktu dekat banyak bermunculan praktek ruqyah syar’iyyah di Aceh sehingga dakwah semakin kuat dan semakin banyak orang yang bisa kita bantu dari potensi kerusakan akidah, “kata Tgk Mukhlis.

Tgk Mukhlis menambahkan, Orang-orang yang beriman dan hatinya menjadi tenang dengan menyebut nama Allah. Ketahuilah hanya dengan menyebut dan mengingat Allah jiwa akan menjadi tenang(qs ar-ra’du: 28) perhatikan kawanku semua bahwa jiwa orang beriman itu hati orang beriman itu hanya merasa tenang , fresh, terhibur dengan menyebut Allah, kata zikri dalam ini maknanya zikir dalam arti maknawi yaitu menyebutkan Allah dengan berzikir dan membaca Alqur’an juga dalam artian Majazi yaitu mengingat Allah dalam bentuk tafakkur, tadabbur ketika membaca Alqur’an dan tawwajjuh.

Nah, persoalannya bagaimana dengan teman-teman yang hanya terhibur dengan mendengar musik bernyanyi nonton bola dan lain-lain, atau malah lebih parah lagi jika ada yang yang alergi dengan zikir. Ketika ada zikir akbar atau asghar sekalipun mereka kepanasan dengan anggapan bid’ahnya, orang yasinan biasanya syetan kepanasan tapi ahli takfiri dan tukang pembi’ah orang itupun ikut kepanasan, “ urai Tgk Mukhlis. [teuku zulkhairi/acehxpress.com]

Related

Profil 7691374605090248280

Posting Komentar

emo-but-icon

Pendiri Dayah Babussalam

Pendiri Dayah Babussalam
Tgk. H. Hanafi (Abi Matangkeh)

Tgk H Sirajuddin, Pimpinan

Tgk H Sirajuddin, Pimpinan

Visi Misi Dayah Babussalam

Visi Misi Dayah Babussalam

Terbaru

Terpopuler

Comments

Meu Ulang Kitab

Meu Ulang Kitab
Meu Ulang Kitab

Pembukaan Lomba Pidato

item