Sejarah Berdirinya Dayah Babussalam Matangkuli

Tgk H. Hanafi Matangkeh (Abu Matangkeh), Pendiri Dayah Babussalam Matangkuli A.     SEJARAH SINGKAT 1.       Sejarah Berdirinya ...

Tgk H. Hanafi Matangkeh (Abu Matangkeh), Pendiri Dayah Babussalam Matangkuli


A.    SEJARAH SINGKAT

1.      Sejarah Berdirinya Dayah
Sebagai lembaga pendidikan islam dimasa sekarang, dayah masih bertahan dengan tradisi sistem pendidikan yang diwariskan turun temurun dari satu generasi ke generasi. Kebanyakan dari dayah tradisional masih dikelola oleh seorang pimpinan dayah yang bila sudah wafat kemudian di gantikan oleh pimpinan yang lain setelahnya, biasanya di gantikan oleh anak – anak dari pimpinan dayah tersebut, atau juga dapat digantikan oleh menantu atau juga dapat di gantikan oleh kerabat yang lain. Ini dikarenakan dayah tradisional di Aceh kebanyakannya milik pribadi seseorang pimpinan dayah  atau milik orang lain yang di kelola oleh seorang teungkucik atau abu pimpinan dayah.
Lahirnya dayah-dayah di kecamatan Matang kuli kabupaten Aceh Utara pada dasarnya di latar belakangi oleh adanya tuntunan masyarakat yang ingin maju dalam segala hal, terutama hal yang menyangkut akidah umat, ibadah dan lain- lain. Dalam hal itu di antara sejumlah dayah yang ada di kecamatan Matang kuli tersebut lah dayah babussalam Matang kuli yang telah lama berkembang dibandingkan dayah-dayah lainnya dikecamatan Matang kuli.
Maka jelaslah bahwa lahirnya dayah-dayah, khususnya dayah BABUSSALAM  Matang kuli atas kehendak dan keinginan masyarakat disekitar dayah yang ingin memiliki lembaga pendidikan Islam untuk belajar agama agar mengerti cara beribadat dan mendekatkan diri kepada Allah.
Dayah BABUSSALAM termasuk katagori dayah yang telah banyak mencetak kader-kader da’wah dan ulama. Sebagian dari mereka ada yang melanjutkan studinya baik dalam maupun luar negeri. Kebanyakan dari para alumninya banyak yang pulang kampung untuk mendirikan dayah-dayah baru dikampung asalnya.
Dayah Babussalam Matangkuli Di dirikan pada Tahun 1971 yang diresmikan secara sederhana oleh MUSPIKA setempat yang di beri nama langsung oleh Almarhum Abu Keumala dengan nama “BABUSSALAM” yang di pimpin oleh Ayahanda kami Tgk. H. Hanafi ( Abu Matang Keh ). Pada saat itu status Babussalam masih Balai Pengajian yang di huni oleh santri setempat yang di asuh oleh seorang wakil pimpinan yaitu Tgk. Meukek dan dibantu oleh beberapa Tgk Rangkang.
Selanjutnya di asuh oleh Tgk. Yahya ( Tgk. Idi ) dengan jumlah santri yang semakin bertambah walaupun hanya santri dari daerah sekitar. Kemudian pengurusan di serahkan kepada paman kami sendiri Tgk. H. Muhammad Yusuf, Insaya Allah mulai saat itu sudah ada santri mondok ( Meudagang ) walau dalam jumlah yang masih sedikit.
Kira-kira pertengahan bulan Juli tahun 1992 dengan Takdir Allah tibalah saatnya Dayah ini di serahkan kepemimpinnya kepada kami yang merupakan anak kandung dari pendiri dengan dibantu oleh lebih kurang 15 orang Guru dari Dayah Abu Tanoh Mirah Peusangan Bireuen serta 45 orang santri pindahan dari Dayah tersebut yang merupakan tempat dimana kami menimba Ilmu Pengetahuan.
Mudah-mudahan dengan izin Allah Dayah yang kami pimpin ini mulai didatangi oleh santri dari berbagai daerah seperti dari : Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, Sumatera Barat, bahkan dari Negara Tetangga dan tentunya dari daerah Aceh sendiri.
Oleh karena sarana yang kami miliki saat itu masih terbatas maka santri yang kami tampung hanya yang laki-laki saja, sedangkan santri wanita tetap di asuh oleh Tgk.H. Muhammad Yusuf di tempat yang baru yaitu Dayah Babussalam Putri yang terletak di Gampong Teupin Keubeue.
Seiring dengan perkembangan zaman Alhamdulillah Dayah Babussalam saat ini terjadi perkembangan dalam segala bidang, InsyaAllah santri semakin bertambah dan dengan berkat bantuan masyarakat serta pemerintah daerah sarana dan prasaranapun terjadi peningkatan termasuk penambahan lokasi Dayah.
Oleh karena lokasi Dayah sudah bertambah, maka semenjak tahun ajaran 2005-2006 mulai dayah babussalam menerima santriwati yang mondok hingga saat ini sudah mencapai lebih kurang 985 orang santriwati yang mondok ditambah dengan 980 orang santriwati setempat. Maka jumlah total santri mondok baik laki-laki maupun perempuan serta dewan guru lebih kurang 1965 orang.

2.  Profil Abu Chiek/Pimpinan Dayah
Tgk Hanafi dilahirkandi Matang Keh dengan dua bersaudara anak dari Tgk Syubramah setelah berumur 15 tahun beliau menimba ilmu pendidikan Agama di berbagai Dayah ternama di Aceh dan terakhir kali beliau belajar Ilmu Agama di pesantren yang sudah banyak melahirkan Ulama-ulama besar Aceh yaitu Dayah Darussalam Pimpinan Abuya Tgk. H. Muhammad Walli di Labuhan Haji Aceh Selatan dan disanalah beliau menimba Ilmu seperti Fiqh, Tafsir, Ushul Fiqh dan berbagai Ilmu yang lain dalam mazhab Imam Syafi’i dan kembali kekampung halaman dengan membawa Guru/Ustazd untuk memajukan pesantren Babussalam dan mengatasi kekuranga guru

3.  Kondisi Lingkungan Sosial
Lembaga Pendidikan Islam Dayah Babussalam yang berdiri pada tahun 1971 terletak di kawasan yang cukup strategis di Gampong Blang Kecamatan Matangkuli Kabupaten Aceh Utara sebelah selatan kota kabupaten Aceh Utara Lhoksukon lebih kurang 6 KM dari jalan Negara dan lokasi Dayah yang kami pimpin terletak di jantung kota Kecamatan. Jalan Darussalam No. 001 Gampong Blang Kecamatan Matangkuli Kabupaten Aceh Utara
Kondisi keberagamaan disekitar Dayah Babussalam sebagaiman di sekitar Dayah-dayah di tempat lain, senantiasa semarak oleh kegiatan yang di selenggarakan baik berkaitan dengan proses belajar mengajar seperti TPA, TPQ, Rumah Pengajian dan balai pengajian di bawah asuhan Dayah Babussalam di sekitar Kecamatan Matangkuli danmajelis Taklim.
4.  Model Kepemilikan Dayah
Lembaga Pendidikan Islam Babussalam berdiri sendiri yang didirikan pada tahun 1971 Oleh Tgk H Hanafi (Abu Matangkeh) yang sekarang ini di Pimpin oleh Tgk H Sirajuddin (Waled Babussalam) yang merupakan Anak Kandung dari Tgk H Hanafi ( Abu Matangkeh) dan keluarganya adalah orang Aceh Asli namun dalam memimpin dan mengatur organisasi LPI kami memberikan kesempatan kepada siapapun tidak mesti dari kalangan keluarga, dan tidak mesti asli Aceh, yang terpenting mempunyai kemampuan sesuai bidang dan keahliannya di dalam LPI. Demikian juga dalam hal memilih dan menyeleksi dewan Guru untuk mengajardi LPI bukan hanya murid-murid yang berasal dari Aceh saja.
Namun pada tahun 1999 Dayah yang kami pimpin ini sudah berbadan hukum ( Akta Notaris terlampir ), seluruh lokasi Dayah sudah berstatus waqaf.

5.  Pendidikan Yang Diselenggarakan
a.       Belajar mengajar kitab kuning yang dibimbing oleh guru LPI yang dipercayai oleh pimpinan mulai dari ba’da subuh sampai jam 9.00 WIB, jam 14.00WIB sampai asar, Ba’da magrib sampai jam 23.30 WIB
b.      Pendidikan Diniyah Formal (PDF) Tingkat Ulya, merupakan satu program pemerintah yangb dikhususkan kepada Pesantren/ dayah-dayah khusus diseluruh indonesia, dalam rangka mengakreditasi pembelajaran yang setara dengan tingkat SMA, yang dibimbing oleh Guru-guru LPI yang dipercaya oleh pimpinan, mulai dari ba’da subuh sampai Sore hari.
c.       TPA/TPQ yang diselenggrakan di rumah-rumah pengajian, Balai-Balai Pengajian yang di bimbing oleh Guru-guru LPI yang percayai oleh Pimpinan mulai dari ba’da Asar sampai Magrib
Kurikulum yang di pakai pada LPI ataupun TPA/TPQ di susun sesuai kebutuhan yang di setujui oleh Pimpinan (Waled) berdasarkan kita-kitab rujukan dalam mazhab Imam Syafi’i.

6.  Sarana dan prasarana
            Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh LPI guna menunjang proses belajar mengajar termasuk belum memadai
a.       2 (Satu) ruang kantor
b.      24 (Dua Puluh Empat) Ruang belajar
c.       1 (Satu) Ruang pustaka
d.      Asrama yang sudah rampung 84 Pintu
e.       Asrama yang Belum rampung 28 Pintu
f.       3 Unit Koperasi (Kopentren)
g.      5 Unit Rumah Guru
h.      1 Unit Rumah Pimpinan
i.        2 Ruang Serbaguna
j.        21 Unit WC
k.      8 Unit ruang PDF.


7.  Model Pengembangan Ekonomi
Model pengembangan ekonomi sejauh ini terdiri dari koperasi, dan bidang lain seperti peternakan, pertanian dan lain-lain.

8.  Program pengembangan
Program pengembangan yang saat ini di rancang meliputi bidang fisik dan non fisik.
a.        Fisik : Pengadaaan sarana olah raga renovasi fasilitas pengasuh dan santri, membangun asrama sabagai antisipasi jika tahun ajaran baru tiba.
b.      Non fisik : pelatihan kewirausahawan dan ekonomi,peningkatan prestasi para santri, pembentukan organisasi,peningkatan keterampilan ceramah, khutbah,dalail kharat,serta memimpin tahlil dan sejenisnya.

9.  Progam unggulanDayah
a.         proses belajar mengajar di dalam pesantren sebagaimana yang telah di tentukan kurikulum oleh Dayah bisa dikatakan sebagai program unggulan LPI Babussalam  yang mempunyai opsesi untuk mencetak kader-kader ulama yang mumpuni dan unggul dalam Ilmu Agama.
b.         Selain itu program pemantapan bahasa Arab juga menjadi salah satu program yang mendapat perhatian dengan pesat, dengan seorang pembimbing yang lulusan dari Al-Azhar Cairo (Mesir).


B.     LATAR BELAKANG PENYUSUNAN RIP
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian pesat tanpa dapat dihambat telah menimbulkan tantangan besar bagi umat Islam  seluruh dunia.Jikatak pandai di sikapi,maka umat Islam akan tergilas dan menjadi korban kemajuan itu sendiri. Hal ijadini diakibatkan oleh kegersangan generasinya dari ilmu pengetahuan. Fopum-fopum keilmuan dan kajian menjadi kurang diminati,sementara di lain pihak pemberdyaan lembaga-lembaga pendidikan Islam itu sendiri kurang mendapat perhatian. Padahal konsep ideal bagi penyelesaian seluruh persoalan kehidupan adalah melalui pendidikan. Penyelesaian persoalan sosialyang dihadapi oleh masyarakat adalah dengan penyelenggaraan pendidikan yang holistik dan menyebar dalam masyarakatnya.
Bertolak dari pemikiran ini sebagai insan yang merasa bertanggung jawab atas kondisi kritis ini kami turut ambil bagian dalam rangka menyelenggarakan pendidikan ini melalui lembaga pendidikan tinggi Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli. Melalui Pendidikan Ma’had Aly ini nantinya diharapkan akan terbentuk kader-kader ulama Aceh khususnya aceh utara yang memiliki dan mengamalkan ritualitas keberagamaan yang kuat. Selain itu memiliki kepekaan sosial yang tinggi yang mampu memecahkan persoalan-persoalan sosial masyarakat Aceh dengan menggunakan logika berfikir dan intelektualitas. Disamping itu juga mampu berdakwah disegala tingkatan masyarakat dengan memanfaatkan berbagai media yang ada. Tentu saja efektifitas tujuan ini dengan menguasai landasan ilmu yang mapan dan berbagai sarana pendukung seperti bahasa asing  dan teknologi. Untuk tujuan tersebut perlu disusun sebuah rencana yang matang yang menggambarkan Rencana Induk Pengembangan (RIP) Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli untuk masa depan.

C.    PERMASALAHAN
Secara umum masalah dan tantangan yag dihadapi oleh Dayah Babussalam Matangkuli, antara lain adalah :
1.      Belum berdirinya Ma’had Aly di Dayah Babussalam Matangkuli Aceh Utara
2.      Sebagin besar calon mahasantri Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli mempuyai latar belakang ekonomi orangtua menengah kebawah.
3.      Tenaga pengajar, yaitu masih sangat terbatasnya tenaga pengajar yang memiliki kualifikasi akademik yang memadai, sehingga untuk memenuhi tuntutan akademis harus menggunakan tenaga pengajar dari IAIN Malikussaleh Lhokseumawe..
4.      Kondisi lingkungan masyarakat cenderung belum memiliki kompetisi tinggi dibidang akademik.

D.    RUANG LINGKUP LIP
Rencana Induk Pengembangan (RIP) Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli yang merupakan landasan program kerja strategis dalam rangka memberikan arah bagi pembinaan dan pengembangan Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli dalam masa 5 tahun (2018 sampai 2023). Landasan dasar peyusunan Rencana Induk Pengembanagan (RIP) ini adalah dengan memperhatikan latar belakang berdirinya Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli sebagaimana diuraikan diatas, serta tujuan yang ingin dicapai. Hasil dari itu semua maka Rencana Induk Pengembanagan (RIP) Ma;had ‘Aly Dayah BABUSSALAM Matangkuli berusaha memaparkan program-program kerja utuk menunjukkan bahwa Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli menatap masa depan dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada yang meliputi 6 (enam) aspek Pengemban masa depan sebagai berikut :
1.      Pengembangan dibidang pendidikan dan pengajaran
Pengembangan dalam bidang ini dititik beratkan pada kegiatan antara lain :
Pendalaman kajian terhadap berbagai literatur yang muktabar dalam lingkunga ulama mazhab Syafi’i, menyelengarakan dan melaksanakan sistem pendidikan dayah setingkat perguruan tinggi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemantauan kurikulum, kualifikasi rasio dosen/ustadz dan mahasantri, pembinaan tenaga edukatif (dosen), pengadaan kitab-kitab dan buku wajib dan penunjang atau pelengkap lain dengan meningkatkan seluruh subsistem yang terkait dan juga bekerjasama dengan instansi atau perguruan tinggi lain yang terkait dengan maksud agar terdapat pembinaan dan peningkatan mutu Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli.
2.      Pengembangan dibidang penelitian
Fokus utama pengembangan bidang ini antara lain melalui : mengembangkan pendidikan keislaman sebagai pusat pengkajian dan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu keislaman, mengembangkan manhaj metodelogi berfikir ilmiah untuk pengembangan ilmu yang lebih tajam dan teruji, mengembangkan kegiatan pelatihan penelitian, penilisan karya ilmiah (laporan penelitian) serta mempersiapkan tenaga ahli dibidang masing-masing.
3.      Pengembangan dibidang pengabdian pada masyarakat
Pengembangan bidang ini diarahkan melalui kegiatan pengembangan kegiatan tenaga pengajar dan mahasantri yang berkenaan dengan pengabdian pada masyarakat dan program pembinaan masyarakat.
4.      Pengembangan dibidang kemahasantrian
Pengembangan bidang kemahasantrian dilakukan melalui program standarisasi persyaratan penerimaan mahasantri baru, peningkatan sarana dan kegiatan mahasantri untuk program kokurikuler, keorganisasian dan lain-lain. Menyelengarakan dan melaksanakan kaderisasi ulama dengan membekali dan menanamkan tradisi ilmiah dan amaliah salaf shalih.
5.      Pengembangan dibidang organisasi dan administrasi
Untuk bidang organisasi dan administrasi pengembangannya dilakukan melalui kegiatan pemantapan/ pembinaan organisasi, pembinaan sisten administrasi dan tata kerja, pembinaan tenaga dan keterampilan pegawai tenaga administrasi dan keuangan.
6.      Pengembangan dibidang sarana fisik
Pengembangan bidang sarana fisik ini dilakukan malalui program pengembangan kampus/pengadaan sarana dan prasarana menurut jenis, jumlah dan mutu yang sesuai dengan kebutuhan.

BAB II
LANDASAN DAN TUJUAN PENYUSUNAN RIP
          Bertolak dari latar belakang massalah dan tantangan yang dihadapi oleh Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli yang dikemukakan diatas, maka Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli dituntut untuk lebih meningkatkan fungsinya yang berazaskan Islam Ahlussunnah Wal-jama’ah yang berhaluan Mazhab Syafi’i dan pancasila. Penyelenggaraannya bersumber pada prinsip-prinsip ajaran Islam dan nasionalisme dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

A.    LANDASAN PENYUSUNAN RIP
Landasan dasar penyusunan Rencana Induk Pengembangan Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli 5 tahun mendatang adalah :
1.      Pancasila
2.      Undang Undang Dasar 1945
3.      Garis-garis Besar Haluan Negara,
4.      Akte Notaris Yayasan No. 8  tanggal 13 Januari 1999
5.      Statuta Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli

B.     TUJUAN PENYUSUNAN RIP
Maksud dan tujuan disusunnya Rencana Induk Pengembangan (RIP) Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli adalah untuk memberikan arah atau pedoman kegiatan bagi Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli, yang pada saat ini melakukan upaya pembinaan dan pengembangan, dengan maksud agar terwujud keadaan yang lebih baik dalam waktu 5 tahun berikutnya, sehingga secara bertahap dapat terwujud visi dan misi Ma’had ‘Aly Dayah BABUSSALM Matangkuli sebagai suatu lembaga pendidikan tingkat tinggi di Dayah BABUSSALAM Matangkuli.
     Adapun tujuan penyusunan Rencana Induk Pengembangan (RIP) Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli sebagai berikut :
1.      Untuk mendiskripsikan perencanaan program kegiatan Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli memenuhi standar sebagai lembaga pendidikan tingkat tinggi yang mampu menyiapkan kader ulama yang dapat melayani kebutuhan masyarakat pada umumnya.
2.      Sebagai bahan pegangan kegiatan operasional dalam bentuk perencanaan program tahunan dan terinci, sehingga mampu dilaksanakan secara sistematis dan terpadu. [ Tgk  Muhammad Safwan]















Related

Profil 6379095753292378992

Posting Komentar

emo-but-icon

Pendiri Dayah Babussalam

Pendiri Dayah Babussalam
Tgk. H. Hanafi (Abi Matangkeh)

Tgk H Sirajuddin, Pimpinan

Tgk H Sirajuddin, Pimpinan

Visi Misi Dayah Babussalam

Visi Misi Dayah Babussalam

Terbaru

Terpopuler

Comments

Meu Ulang Kitab

Meu Ulang Kitab
Meu Ulang Kitab

Pembukaan Lomba Pidato

item