Thalabah Sebagai Pondasi Utama Bagi Agama dan Bangsa

Oleh  Ikram Muzi, Santri Babussalam Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara Kata Thalabah adalah kata jamak yang diambil dari isem fael ...


Oleh Ikram Muzi,
Santri Babussalam Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara

Kata Thalabah adalah kata jamak yang diambil dari isem fael yang mufrad yaitu Talaba yang ditafserkan. Thalabah tersebut penuntut ilmu atau santri. Pada era yang semakin modern saat ini, agama, bangsa dan lingkungan sekitar kita kritis saat akan ilmu pengetahuan agama. Thalabah tidak memandanga usia muda atau tua, thalabah sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Thalabah belajar di tempat-tempat yang khusus seperti dayah dengan tujuan memakrifahkan diri kepada Allah swt. Ilmu tauhid untuk mengenal Allah, Tasawuf untuk memelihara ilmu yang sudah ada, dan Fiqih untuk mengetahui tentang dasar-dasar dalam kehidupan dunia, atau biasa yang disingkat dengan Tastafi.

Tujuan Thalabah
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan penting manusia. Pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertakwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut Omar Muhammad al-Taumy al-Syaibani, tujuan pendidikan Islam ada pada tiga bidang asasi yaitu: (1) Tujuan-tujuan individual yang berkaitan dengan individu-individu pelajaran (learning), dan dengan pribadi-pribadi mereka, dan apa-apa yang berkaitan dengan individu-individu tersebut pada perubahan yang diinginkan pada tingkah laku, aktivitas, dan pencapaiannya, dan pada pertumbuhan yang diingini pada pribadi mereka, dan pada persiapan yang dimestikan kepada mereka, pada kehidupan dunia dan akhirat. (2) Tujuan-tujuan sosial yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan tingkah laku masyarakat umumnya, dengan apa yang berkaitan dengan kehidupan, memperkaya pengalaman dan kemajuan yang diingini. (3) Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi dan sebagai suatu aktivitas diantara aktivitas-aktivitas masyarakat. Pendidikan akan membawa kemajuan suatu bangsa. Tidak hanya pendidikan pendidikan sekolah, pendidikan agama juga sangat penting peranannya dalam keseimbangan Bangsa Indonesia dalam upaya membangun dan membuat inovasi negeri ini karena dari segi mayoritas penduduk di Indonesia merupakan beragama Islam. Melihat Negara-negara maju timur tengah, pentingnya peranan agama dalam menstabilitaskan bangsa sangat berpengaruh. Adanya tokoh Ulama sangat penting sebagai penasihat serta penimbang kebijaksanaan suatu keputusan pemimpin Negara.

Indonesia, merupakan negara yang memiliki kiblat politik barat namun diseimbangkan oleh tokoh ulama, seperti adanya Kementrian Agama, MPU, NU, Muhammdiyah, dll. Agama juga tidak terlepas dari kegaduhan politik yang terjadi saat ini di Indonesia, hal tersebut dapat dibuktikan dengan maraknya pemberitaan di berbagai media, baik media social, cetak maupun elektronik. Dikutip dari keterangan Biro Pers, Media dan Informasi Sekreteriat Presiden, intinya, Presiden tidak ingin memisahkan nilai-nilai agama dalam politik. "Jangan sampai agama dipolitisasi menjadi komoditas,” kata Presiden. Agama menurut Presiden, merupakan faktor penting dalam politik karena setiap keputusan kebijakan harus dilandasi dengan nilai-nilai kejujuran, nilai-nilai moralitas yang ada dalam setiap agama. Karenanya politik dan agama harus beriringan dalam konteks yang benar. (tribunes.com).

Semangat Thalabah
Thalabah memiliki semangat tinggi dalam menuntut ilmu untuk akhirat hingga dibanggakan oleh seorang plokamator Indonesia Ir. Soekarno tahun 1945 memberikan pernyataan dalam orasinya “berikan kepadaku sepuluh pemuda maka akan aku goncangkan dunia” hal tersebut menunjukkan bagaimana peranan penting dalam semangat pemuda/ Thalabah tidak pernah redup. Para thalabah mempunyai jiwa yang sangat bersemangat dalam menuntut ilmu karena thalabah ialah seorang pemimpin untuk bangsa dan agama.

Thalabah sebagai selimut kepemimpinan
Bentuk pemerintahan yang sebenarnya adalah pemerintah yang merujuk kepada syariat konstitusinya tercermin dalam prinsip-prinsip Islam dan hukum-hukum syariat yang disebutkan dalam Al-quran dan dijelaskan Sunnah Nabawy baik mengenai aqidah, ibadah, akhlak, muammalah, maupun berbagai macam hubungan. Kalau kita merujuk kepada isyarat Al Quran surat at taubah;122; maka pondok pesantren mempunyai peran sebagai lembaga pendidikan keagamaan(tafaqquh fi addien) dan sebagai lembaga layanan sosial kemasyarakatan (dakwah). Peran pesantren sebagai lembaga pendidikan yang mengajarkan tentang ilmu keagamaan dan nilai nilai kesantunan ini tidak begitu disoroti oleh para politisi, kecuali oleh para pemerhati pendidikan. Namun peran pesantren sebagai lembaga dakwah yang berhubungan dengan kemasyarakatan, sangat menarik perhatian para politisi sebagai bidikan pengangkat suara politiknya. (serikatnews)

Sesuai dengan thalabah di atas, kebijakan dalam pemerintahan yang diputuskan oleh pemimpin tidak terlepas oleh pengaruh pondok pesantren, walaupun dalam pendidikan yang diterapkan dalam ponpes atau dayah berbabis salafy sangat minim pengajaran tentang perpolitikan. Kebanyakan santri sampai alumni belajar ortodidak, proses pengalaman dalam pergaulan dengan pejabat, dll sehingga santri atau alumni ponpes mampu bersaing dengan para akademik lulusan universitas. Thalabah sebagai selimut kepemimpinan bermaksud agar dapat kredibilitas masyarakat atas dan bawah. Thalabah berfukos pada ilmu agama yang kemudian diiringi oleh pendidikan universal (maupun khusus) dan kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari bahkan sangat berguna ketika alumni santri yang kemudian melanjutkan pendidikan di universitas lalu masuk dalam ranah perpolitikan khususnya di Indonesia.

Thalabah harus mengerti politik
Politik dan agama sesungguhnya tidak dapat dipisahkan ibarat jasad dan nyawa. Hubungan antara keduanya telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw. setelah hijrah dari Mekkah ke Madinah (Yatsrib, kota Par Excellenjc) di mana Rasulullah memilih hijrahnya tersebut menunjukkan aplikasi rencana beliau dalam rangka menyebarkan dakwah serta mengajarkan masyarakat bagaimana berbudaya tinggi dan mampu menghasilkan sebuah identitas politik yang bersih. Dalam sejarah system demokrasi yang telah dijalankan oleh Rasulullah sebagai pelopor demokrasi dan dilanjutkan oleh sahabat yang bergelar Khulafaur Rasyidin. Setelah beliau wafat, yakni Khalifah Abu bakar, Khalifah Umar Bin Khattab, Usman Bin Affan dan selanjutnya para pemimpin tersebut selalu memegang prinsip Islam berdasarkan Al-quran dan Hadist adalah mengedepankan etika demokrasi Islam dalam Negara.

Menurut Islam, pemilihan pemimpin merupakan sebuah kegiatan yang wajib sepenuhnya dilakukan secara positif (bersih, tanpa ada kecurangan) oleh rakyat. Hal ini sesuai dengan isyarah Al-quran:
 لاَّ يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُوْنِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللّهِ فِي شَيْءٍ إِلاَّ أَن تَتَّقُواْ مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللّهِ الْمَصِيرُ
”Janganlah  orang-orang  mukmin  mengambil  orang-orang  kafir  menjadi  WALI (waly) pemimpin, teman setia, pelindung) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara  diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya, dan hanya kepada Allah kamu kembali.” (QS:  Ali Imron [3]: 28)

Bahkan dalam hadist dijelaskan bagaima pentingnya Thalabah dalam perpolikan membahas tentang pemilihan pemimpin. إِذَا كَانَ ثَلاَثَةٌ فِي سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوا أَحَدَهُمْ
 “Jika ada tiga orang bepergian, hendaknya mereka mengangkat salah seorang di antara mereka menjadi pemimpinnya.” (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah). Hadits ini secara jelas memberikan gambaran betapa Islam sangat memandang penting persoalan memilih pemimpin.

Agar dapat menuju puncak tesebut, maka jalan terabaik yang dapat dipilih adalah dengan penyelenggaraan pemilihan pemimpin beracuan pada criteria yang telah dijelaskan dalam dalil dan hadist sesuai dengan Thalabah karena sebuah negara dapat tampak kebehabatannya apabila pemimpinnya dapat diandalkan yang jujur serta arif lagi bijaksana dalam mengambil suatu keputusan atau menetapkan kebijakan yang merujuk kepada hokum syariat. Pemimpin seharusnya tidak boleh yang hanya mempunyai pendidikan dunia saja, karena dapat ia menjadi seorang yang dikhawatirkan kurang kejujurannya, mudah berbuat curang dsb. Maka dari itu, thalabah sangat penting bagi setiap pemimpin.

Simpulan
Pentingnya Thalabah dalam peranan modal membangun bangsa adalah supaya dapat menjaga keseimbangan pemerintahan di Indonesia, perlunya tokoh yang lahir dari pondok pesantren berguna menjaga dan memantau setiap keputusan serta kebijakan yang diambil oleh pemimpin baik daerah maupun nasional. Kita harus sadar bahwa yang membangun bangsa ini pada dasarnya orang-orang yang berpangku-tangan saling melengkapi dari pejuang, akademik bahkan para santri hingga dalam sejarah disebutkan ketika Indonesia masih dalam jajahan Belanda, kalimat Takbir mampu menjadi penyemangat mempertahankan Negara ini. Maka dari itu, apapun yang terjadi, agama dan politik tidak dapat dipisahkan karena ada salah satu diantaranya yang cacat, maka goyanglah system pemerintahan yang dijalankan.

Referensi
Omar Muhammad al-Taumy, al-syaibany.  Filsafat Tarbiyah al-Islamiyah, terjemahan Hasan Langgulung. Falsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Tribunnews.com
Serikatnews.com

Note :
Artikel ini sudah dikirim pada perlombaan hari santri yang dilaksanakan oleh Harakah Thalabah Aceh Utara dengan mendapatkan Juara 3

Related

Santri 941529703065527142

Posting Komentar

emo-but-icon

Pendiri Dayah Babussalam

Pendiri Dayah Babussalam
Tgk. H. Hanafi (Abi Matangkeh)

Tgk H Sirajuddin, Pimpinan

Tgk H Sirajuddin, Pimpinan

Visi Misi Dayah Babussalam

Visi Misi Dayah Babussalam

Terbaru

Terpopuler

Comments

Meu Ulang Kitab

Meu Ulang Kitab
Meu Ulang Kitab

Pembukaan Lomba Pidato

item