Murabbina, Waled Babussalam Matangkuli
Oleh Tgk Khairul Umam Waled. H. Sirajuddin Hanafi, atau kerap disapa dengan nama "Waled Babussalam". Nama itu tentunya...
https://www.dayahbabussalam.com/2020/09/murabbina-waled-babussalam-matangkuli.html
Oleh Tgk Khairul Umam
Waled. H. Sirajuddin Hanafi, atau kerap disapa dengan nama "Waled Babussalam". Nama itu tentunya tidak asing lagi bagi masyarakat Aceh, khususnya masyarakat Aceh Utara. Beliau adalah Pimpinan Pondok Pesantren Dayah Babussalam Al-Hanafiyyah, Matangkuli.
Beliau juga merupakan anak dari seorang Ulama Kharismatik Aceh, Abu H. Hanafi bin Syubramah الله يرحمه (Abu Matang Keh), yang merupakan salah satu murid Abuya Mudawali Al-Khalidi, dan sempat diajar langsung oleh beliau.
Waled memimpin dayah Babussalam sejak Tahun 1992 hingga sekarang. Dibawah kepemimpinan Waled, Dayah ini mencapai puncak kejayaannya. Mulai dari diadakan program PDF (Pendidikan Diniyah Formal) Ulya dan Wustha, bahkan sudah mendapatkan izin untuk mendirikan Ma'had 'Aly Babussalam Al-Hanafiyyah yang sudah diresmikan sejak tanggal 24 Juli 2019 lalu.
Waled pertama kali belajar agama pada Ayahnya, di Matang Keh, setelah beberapa tahun, beliau lalu melanjutkan pendidikannya ke Dayah Darul Ulum, Tanoh Mirah.
Seperti adat dan kebiasaan ulama-ulama terdahulu yang bergaris keturunan para ulama, dimana mereka mengambil ilmu awal dari ayah dan ayah dari ayahnya.
Seperti kisah salah seorang Ulama Suriah yang berdarah Turki, yaitu As-Syaich al-'Allamah Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buthy (Syaich Buthy).
Dimana beliau sebelum melanjutkan pendidikan ke Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir, beliau lebih dulu mendapat bimbingan langsung dari Ayahandanya, Syaich Mulla Ramadhan Al-Buthy.
Ditengah kesibukan mengurus pesantren, Waled juga aktif di berbagai organisasi, diantara jabatannya saat ini:
1. Ketua Majelis Tastafi Aceh Utara
2. Ketua IKAT (Ikatan Alumni Tanoh Mirah)
3. Ketua Forum Silaturrahmi Ormas Islam Aceh Utara.
Saya melihat, Waled dengan segala kearifannya sering didatangi oleh berbagai kalangan mulai dari masyarakat biasa, para aktivis, tokoh-tokoh ulama muda dan lainnya ke kediaman beliau untuk meminta petuah, nasihat dan ide-ide cemerlang dari Waled.
Waled adalah sosok yang ikhlas dan cendikia, walaupun kesibukan yang begitu padat, ini tidak berpengaruh sama sekali bagi Waled untuk merawat dan membina pesantrennya. Bahkan Waled hampir tidak pernah absen mengajar para dewan guru setiap harinya.
Dan ini saya yakin adalah sebuah karamah, disiplin dan konsistennya Waled dalam mengajar serta mengedepankan ikhlas dalam segala hal.
Jika merenungi hal ini, seolah saya tenggelam seperti tenggelamnya rembulan di balik awan.
Setiap kalam yang keluar dari lisannya bagaikan butir-butir mutiara yang sangat bernilai harganya.
Perjuangan dan pengorbananmu untuk ummat ini sungguh membuat hati kami semakin jatuh cinta padamu, Yaa Murabbina.
*Takengon, 05 september 2020