Tgk Muhammad Shafwan, S.Pd.I, M.Pd
Tgk Muhammad Shafwan, S.Pd.I, M.Pd
Online
Assalamu'alaikum Wr. Wb. 👋
Ada yang bisa kami bantu saudaraku?

Mengidolakan Orang Sholeh Oleh: Arif Munandar Syakya Mahasantri Ma'had Aly Babussalam Al-Hanafiyyah, Matangkuli, Aceh Utara

Mengidolakan Orang Sholeh Oleh: Arif Munandar Syakya Mahasantri Ma'had Aly Babussalam Al-Hanafiyyah, Matangkuli, Aceh Utara

Mengidolakan Orang Sholeh Oleh: Arif Munandar Syakya Mahasantri Ma'had Aly Babussalam Al-Hanafiyyah, Matangkuli, Aceh Utara

  • Diposting oleh : CATATAN SANTRI
  • pada tanggal : Agustus 14, 2023

Mengidolakan Orang Sholeh

Oleh: Arif Munandar Syakya

Mahasantri Ma'had Aly Babussalam Al-Hanafiyyah, Matangkuli, Aceh Utara

 

Mengidolakan seseorang merupakan hal yang wajar dan bisa terjadi pada siapapun. Tapi ada sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan, yaitu siapa yang menjadi tokoh yang kita idolakan? karena idola itu sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Apalagi masih usia remaja yang sangat rentan untuk mengikuti gaya hidup tokoh yang diidolakan baik itu hal yang positif maupun negatif.

Yang sangat bahaya adalah ketika tokoh yang diidolakan itu adalah orang yang gaya hidupnya tidak sesuai dengan etika yang dibenarkan dalam agama. Sehingga tanpa sadar kita sudah memiliki pola pikir dan gaya  hidup  yang jauh dari tuntunan agama islam khususnya. Sebagai muslim, kita harus sangat hati-hati dalam memilih tokoh yang menjadi idola kita.

Dalam Islam  kita dianjurkan untuk mencintai dan mengikuti jejak dan gaya hidup orang-orang soleh. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda,  المَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ “Seseorang bersama dengan yang dicintainya”. Dari hadits tersebut, dapat kita pahami bahwa betapa besar manfaat dari mencintai orang soleh. Bukankah kita sangat menginginkan kelak akan dikumpulkan bersama orang yang dekat dengan Allah? Maka mulai dari sekarang pilihlah orang-orang soleh untuk dijadikan sebagai tokoh idola.

Seorang pecinta akan selalu mengikuti orang yang dicintai. Karena hakikat cinta adalah adanya  perasaan yang tulus terhadap orang yang dicintai  dan adanya dorongan dalam hati untuk meneladani orang yang dicintai. Tidak lengkap cinta tanpa ikutan dan tidak lengkap ikutan tanpa cinta, karena keduanya adalah hal yang saling terikat dan tidak bisa dipisahkan.

Sebagai Guru dan  orang tua,  sebaiknya memperkenalkan tokoh-tokoh yang bisa memberi pengaruh baik terhadap masa depan anak dan murid dengan sering membaca biografi dan jejak hidup dari tokoh tersebut di hadapan mereka. Sehingga si anak terinspirasi untuk melakukan hal serupa, berusaha untuk menyesuaikan pola hidupnya dengan pola hidup tokoh idolanya.

Realita yang sering kita dapatkan sekarang adalah orang tua yang tidak pernah memperkenalkan tokoh yang baik untuk dijadikan idola si anak sehingga di zaman yang canggih ini, anak-anak akan menemukan idolanya sendiri dari media apa saja tanpa mempertimbangkan positif dan negatif dari itu semua.



Sebagai orang tua, tentu kita sangat menginginkan anak yang sukses. Namun terkadang apa yang diinginkan itu gatot, alias gagal total. Salah satu faktor kegagalannya adalah karena kita tidak memperkenalkan tokoh yang baik untuk si anak dan tidak mau peduli siapa tokoh yang idolanya.

Padahal  dalam islam Rasulullah menganjurkan kepada orang tua untuk mengajarkan 3 perkara bagi anak,

أدبوا أولادكم على ثلاث خصال حب نبيكم وحب أهل بيته وقراءة القرآن

"Ajarkanlah anak-anakmu  3 perkara :

1. Mencintai Nabi kamu

2. Mencintai keluarga Nabi

3. Membaca Alquran

Cinta itu sangat besar pengaruhnya bagi kehidupan,  الحب يعمي ويصم (cinta membuat buta dan tuli). Kalau sudah cinta dan mengidolakan seseorang, kita akan cenderung mengikuti apa yang dilakukan oleh yang diidolakan itu. Selaku muslim, masih banyak tokoh-tokoh islam dan  para ulama yang bisa dijadikan idola. Kenapa lebih memilih untuk mengidolakan para artis yang sering membuka aurat dan  yang memamerkan kemaksiatan di media dan lain sebagainya.

Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda, “bahwa seseorang akan dikumpulkan bersama orang yang dicintai”, yang sangat ditakuti adalah ketika idola dan orang yang sangat kita cintai hari ini adalah kafir dan ahli maksiat dan kelak dikumpulkan bersama mereka. Na’udzubillah. Tapi sebaliknya, apabila yang kita idolakan sekarang adalah Rasulullah, dan Ulama Shalihin yang taat kepada Allah, dengan harapan kelak kita dikumpulkan bersama mereka walau kadangkala kita belum sepenuhnya bisa mengikuti  jejak mereka.

Mencintai orang soleh dan sering membaca manaqibnya menjadi motivasi  bagi kita untuk berbuat  dan berbakti seperti mereka. Bahkan dengan sering menyebut nama orang sholeh saja dapat menurunkan rahmat dan keberkahan sebagaimana pernyataan Al Imam Sufyan bin ‘Uyainah,

عند ذكر الصالحين تنزل الرحمة

“Ketika orang-orang Shaleh disebut, maka Rahmat Allah akan turun”.

Coba bayangkan, dengan menyebut namanya saja turun rahmat, apalagi jika kita jadikan idola dan panutan  dan kita berusaha untuk mengikuti setiap jejak langkah para mereka. Tentunya beribu-ribu rahmat dan keberkahan akan mengalir kepada kita. Maka alangkah ruginya jika kita lebih memilih hal yang sia-sia dan tidak ada faidah bahkan membawa petaka dengan sebab mencintai ahli maksiat dibandingkan memilih mengidolakan orang-orang soleh yang membawa rahmat dan keberkahan.

Karena itulah Islam sangat menganjurkan untuk mencintai dan mengidolakan orang-orang soleh. Imam Syafi’i  berkata, “ Saya mencintai orang soleh walaupun saya bukan bagian dari orang soleh dan saya tidak suka kepada ahli maksiat walaupun saya sama seperti mereka”. Ketika Imam Syafi’i ditanya, ” Ya Imam! kenapa engkau mencintai orang-orang soleh?” beliau menjawab “supaya saya dengan keberkatan orang soleh mendapat syafa’at”

Sekaliber Imam Syafi’i saja yang sejak umur tujuh tahun sudah menghafal Al-Qur’an, umur sepuluh tahun sudah hafal Al-Muwattha’ karangan  Imam malik dan punya ilmu yang sangat luas bahkan dalam dirinya sudah penuh dengan keberkahan masih saja mengharapkan syafa’at dari orang soleh. Imam Haddad juga pernah berkata, “Cinta kepada para wali adalah agamaku, dan kewajibanku, dan jalanku, dan keimananku yang paling kuat, dan hal yang paling istimewa yang aku miliki”.

Dari kalam dua ulama tersebut dapat kita pahami bahwa mencintai dan mengidolakan orang soleh bukanlah hal yang biasa, tetapi cinta terhadap orang yang dicintai oleh Allah adalah bagian dari  bukti cinta kita kepada Allah. Tidak lengkap ibadah kita tanpa mencintai orang soleh, bukankah di dalam Fatihah sering kita berdo’a supaya ditunjuki jalan yang benar ( agama yang benar) seperti jalan yang sudah Allah berikan kepada orang-orang yang sudah Allah beri nikmat yaitu para Nabi dan Rasul, para wali dan ulama shalihin.

Oleh karena itu, pilihlah idolamu yang bisa membawamu kepada jalan yang lebih baik, cintailah orang-orang soleh.  Semoga dengan mencintai mereka kelak di akhirat kita bersama mereka di dalam Surga Allah SWT.

By MS.

Berbagi

2 komentar

  1. Nurhayati ,karya yang bagus menginspirasi
    Nurhayati ,karya yang bagus menginspirasi 18 Januari 2025 pukul 01.20
    Sangat menginspirasi,tgk Arif Munandar terbaik dapat di contoh kan oleh murid - murid yang lain
  2. Alfiana Hmdy
    Alfiana Hmdy 18 Januari 2025 pukul 04.55
    Karya yang membanggakan dan kreativitas yang menginspirasi