Mengidolakan Orang Sholeh Oleh: Arif Munandar Syakya Mahasantri Ma'had Aly Babussalam Al-Hanafiyyah, Matangkuli, Aceh Utara
- Diposting oleh : CATATAN SANTRI
- pada tanggal : Agustus 14, 2023
Mengidolakan Orang Sholeh
Oleh: Arif Munandar Syakya
Mahasantri Ma'had Aly
Babussalam Al-Hanafiyyah, Matangkuli, Aceh Utara
Mengidolakan
seseorang merupakan hal yang wajar dan bisa terjadi pada siapapun. Tapi ada
sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan, yaitu siapa yang menjadi tokoh
yang kita idolakan? karena idola itu sangat mempengaruhi kehidupan seseorang.
Apalagi masih usia remaja yang sangat rentan untuk mengikuti gaya hidup tokoh
yang diidolakan baik itu hal yang positif maupun negatif.
Yang
sangat bahaya adalah ketika tokoh yang diidolakan itu adalah orang yang gaya
hidupnya tidak sesuai dengan etika yang dibenarkan dalam agama. Sehingga tanpa
sadar kita sudah memiliki pola pikir dan gaya
hidup yang jauh dari tuntunan
agama islam khususnya. Sebagai muslim, kita harus sangat hati-hati dalam
memilih tokoh yang menjadi idola kita.
Dalam
Islam kita dianjurkan untuk mencintai
dan mengikuti jejak dan gaya hidup orang-orang soleh. Dalam sebuah hadits
Rasulullah saw. bersabda, المَرْءُ
مَعَ مَنْ أَحَبَّ “Seseorang bersama dengan yang
dicintainya”. Dari hadits tersebut, dapat kita pahami bahwa betapa besar manfaat
dari mencintai orang soleh. Bukankah kita sangat menginginkan kelak akan
dikumpulkan bersama orang yang dekat dengan Allah? Maka mulai dari sekarang
pilihlah orang-orang soleh untuk dijadikan sebagai tokoh idola.
Seorang
pecinta akan selalu mengikuti orang yang dicintai. Karena hakikat cinta adalah
adanya perasaan yang tulus terhadap
orang yang dicintai dan adanya dorongan
dalam hati untuk meneladani orang yang dicintai. Tidak lengkap cinta tanpa
ikutan dan tidak lengkap ikutan tanpa cinta, karena keduanya adalah hal yang
saling terikat dan tidak bisa dipisahkan.
Sebagai
Guru dan orang tua, sebaiknya memperkenalkan tokoh-tokoh yang
bisa memberi pengaruh baik terhadap masa depan anak dan murid dengan sering
membaca biografi dan jejak hidup dari tokoh tersebut di hadapan mereka.
Sehingga si anak terinspirasi untuk melakukan hal serupa, berusaha untuk
menyesuaikan pola hidupnya dengan pola hidup tokoh idolanya.
Realita
yang sering kita dapatkan sekarang adalah orang tua yang tidak pernah
memperkenalkan tokoh yang baik untuk dijadikan idola si anak sehingga di zaman
yang canggih ini, anak-anak akan menemukan idolanya sendiri dari media apa saja
tanpa mempertimbangkan positif dan negatif dari itu semua.
Sebagai
orang tua, tentu kita sangat menginginkan anak yang sukses. Namun terkadang apa
yang diinginkan itu gatot, alias
gagal total. Salah satu faktor kegagalannya adalah karena kita tidak
memperkenalkan tokoh yang baik untuk si anak dan tidak mau peduli siapa tokoh
yang idolanya.
Padahal
dalam islam Rasulullah menganjurkan kepada
orang tua untuk mengajarkan 3 perkara bagi anak,
أدبوا
أولادكم على ثلاث خصال حب نبيكم وحب أهل بيته وقراءة القرآن
"Ajarkanlah
anak-anakmu 3 perkara :
1.
Mencintai Nabi kamu
2.
Mencintai keluarga Nabi
3.
Membaca Alquran
Cinta
itu sangat besar pengaruhnya bagi kehidupan,
الحب يعمي ويصم
(cinta membuat buta dan tuli). Kalau sudah cinta dan mengidolakan seseorang, kita
akan cenderung mengikuti apa yang dilakukan oleh yang diidolakan itu. Selaku
muslim, masih banyak tokoh-tokoh islam dan
para ulama yang bisa dijadikan idola. Kenapa lebih memilih untuk
mengidolakan para artis yang sering membuka aurat dan yang memamerkan kemaksiatan di media dan lain
sebagainya.
Dalam
sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda, “bahwa seseorang akan dikumpulkan
bersama orang yang dicintai”, yang sangat ditakuti adalah ketika idola dan
orang yang sangat kita cintai hari ini adalah kafir dan ahli maksiat dan kelak
dikumpulkan bersama mereka. Na’udzubillah. Tapi sebaliknya, apabila yang kita
idolakan sekarang adalah Rasulullah, dan Ulama Shalihin yang taat kepada Allah,
dengan harapan kelak kita dikumpulkan bersama mereka walau kadangkala kita belum
sepenuhnya bisa mengikuti jejak mereka.
Mencintai
orang soleh dan sering membaca manaqibnya menjadi motivasi bagi kita untuk berbuat dan berbakti seperti mereka. Bahkan dengan
sering menyebut nama orang sholeh saja dapat menurunkan rahmat dan keberkahan
sebagaimana pernyataan Al Imam Sufyan bin ‘Uyainah,
عند
ذكر الصالحين تنزل الرحمة
“Ketika
orang-orang Shaleh disebut, maka Rahmat Allah akan turun”.
Coba
bayangkan, dengan menyebut namanya saja turun rahmat, apalagi jika kita jadikan
idola dan panutan dan kita berusaha
untuk mengikuti setiap jejak langkah para mereka. Tentunya beribu-ribu rahmat
dan keberkahan akan mengalir kepada kita. Maka alangkah ruginya jika kita lebih
memilih hal yang sia-sia dan tidak ada faidah bahkan membawa petaka dengan
sebab mencintai ahli maksiat dibandingkan memilih mengidolakan orang-orang soleh
yang membawa rahmat dan keberkahan.
Karena
itulah Islam sangat menganjurkan untuk mencintai dan mengidolakan orang-orang
soleh. Imam Syafi’i berkata, “ Saya
mencintai orang soleh walaupun saya bukan bagian dari orang soleh dan saya
tidak suka kepada ahli maksiat walaupun saya sama seperti mereka”. Ketika Imam
Syafi’i ditanya, ” Ya Imam! kenapa engkau mencintai orang-orang soleh?” beliau
menjawab “supaya saya dengan keberkatan orang soleh mendapat syafa’at”
Sekaliber
Imam Syafi’i saja yang sejak umur tujuh tahun sudah menghafal Al-Qur’an, umur
sepuluh tahun sudah hafal Al-Muwattha’ karangan
Imam malik dan punya ilmu yang sangat luas bahkan dalam dirinya sudah
penuh dengan keberkahan masih saja mengharapkan syafa’at dari orang soleh. Imam
Haddad juga pernah berkata, “Cinta kepada para wali adalah agamaku, dan
kewajibanku, dan jalanku, dan keimananku yang paling kuat, dan hal yang paling istimewa
yang aku miliki”.
Dari
kalam dua ulama tersebut dapat kita pahami bahwa mencintai dan mengidolakan
orang soleh bukanlah hal yang biasa, tetapi cinta terhadap orang yang dicintai
oleh Allah adalah bagian dari bukti
cinta kita kepada Allah. Tidak lengkap ibadah kita tanpa mencintai orang soleh,
bukankah di dalam Fatihah sering kita berdo’a supaya ditunjuki jalan yang benar
( agama yang benar) seperti jalan yang sudah Allah berikan kepada orang-orang
yang sudah Allah beri nikmat yaitu para Nabi dan Rasul, para wali dan ulama shalihin.
Oleh karena itu, pilihlah idolamu yang bisa membawamu kepada jalan yang lebih baik, cintailah orang-orang soleh. Semoga dengan mencintai mereka kelak di akhirat kita bersama mereka di dalam Surga Allah SWT.
By MS.